Senin, 25 Februari 2019

" Teduh " - Puisi

Pict : Pinterest 


Teduh..
Terdengar gemercik hujan yang jatuh diatas tanah gersang yang hendak  berubah menjadi tandus...
Terdengar bersenandung
Hujan bernyanyi

Teduh..
Di kala bibirnya menyunggingkan senyum lebar
Menyudutkan senyuman lebarnya
Di atas pelupuk mata yang sudah sembab

Senyumnya mengisyaratkan
Tiada guna mengerucutkan bibir begitu lama
Memikirkan ranting-ranting pohon yang tak akan pernah berkamuflase
Ia pandai, memenangkan hati si peri kecil yang berniat berhenti  mengepakkan sayapnya

Teduh..
Seperti pelangi
Telah mewarnai langit-langit gelap
Semu menjadi ramai

Teduh...
Tiada tiang pasak yang mengulunnya untuk berhenti tersenyum lebar
Pada daun kering yang nampak muram menjatuhkan dirinya di atas tanah basah
Pada gugurnya bunga yang sudah terusik tentang genangan yang sudah larut dengan teriknya panas, begitu saja...

Teduh..
Di kala ia tak beralasan bertebar pesona
Pada rumput ilalang yang membual cinta padanya
Pada bunga-bunga cantik yang tumbuh diatas tanah imitasi

Teduh...
Senyumannya memeluk luka
Di atas pelupuk mata, tiada salah
Di atas genangan yang sudah terserap oleh tanah subur

Di atas bayang-bayang langit gelap
Mengantarkan sore menjadi malam
Bak dongeng sebelum tidur
Bayangnya selalu bercerita dalam ruang otak yang hendak ingin terlelap


Tergolek candu akan senyumannya
Tersadar, ia sudah menjadi pelangi diatas langit-langit muram
Di atas pelupuk mata yang sudah berubah menjadi sorot sinar bercahaya
Tanda pelangi tidak hadir hanya sehabis hujan, lagi..










































Tidak ada komentar:

Posting Komentar