![]() |
Pict by : Fidiar |
Satu purnama
Ia tergelitik pada tiap-tiap guratan yang terlukis di dahinya
Menata kalimat acak
Pada bunga tidur yang mengajaknya datang kembali
Satu purnama
Akara itu mengikuti tiap-tiap langkah kakinya
Tak ingin kalah
Akara itu memilih menunduk takzim mengikuti kemana sang
pemilik raga pergi
Satu purnama
Jendela usang menarik lensa matanya
Menyoroti tiap-tiap bagian cerita
Tak sempat ia utarakan,hanya sempat terpikirkan
Satu purnama
Sudah enggan membalas celoteh diujung telepon
Pintu itu sudah ditutupnya
pada belasan purnama berlalu
Mengapa dengan langkah gontai,mengetuk kembali pintu
tersebut?
Semesta lain mengetuk pintunya
Menata potret raut wajah bahagia
Hanya saja,tidak disana
Satu purnama
Memoar mengudara
Pada dinding ruang
Terlelap menunggu hujan usai mereda…
Satu Purnama
Semesta lain berisyarat ia sedang memberi jawab pada ruang
lain
Singgah dengan sungguh
Ia sudah memulai
“Selamat memulai…”
Kukatakan sekali lagi
“Selamat memulai ya..”
Terlebih dahulu dijawab dengan singkat
Pukul dua
Pada pekatnya malam
Ia masih saja menata ruangnya
Dengan potret bahagia
Diberikan seorang
Bersembunyi
Pada cerita usang
Diorama ruang
Mengetuk kembali
Melepaskan
Ia tak lagi pulang…
Satu Purnama
Biar melepaskan
Patah disembuhkan
Layu disegarkan
Kembali...
Tetap semangat dan tetap kuat ya :)
Sekalipun harimu berat saat ini, jangan ijinkan kamu memikulnya sendiri
Berserah dan andalkan Tuhan,Dia pasti menolongmu :)
Oh iya,buat kamu yang lagi merasakan patah. Serahkan hatimu padaNya untuk disembuhkan. Buat kamu yang mempertahankan seseorang namun ia tak menyadari suatu kehadiran.Lepaskan,biar kamu selalu dipenuhi dengan kasihNya selalu :)
Untuk kamu yang baca puisiku atau yang mampir ke ruangku saat ini,terimakasih ya :). Siapapun kamu,aku mau kamu kuat menjalani hari-hari yang ada :). Ganbate!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar