Pict by : Canva |
Langit menitikkan air matanya melalui gerimis, berawal dari
dua tiga tetes lalu ia memanggil sekawanannya untuk jatuh menerjang, turun
membasahi bumi. Jatuhnya dan juga suaranya tepat bersamaan dengan ketukan suara
bariton prajurit. Siapa pula yang tidak heboh jika hujan datang di saat yang
tidak tepat?
“Crista! Hujannn nak hujan, jemuran cepat angkat,” teriak
ibunya.
Crista yang semenjak tadi bermain dengan tobi, hamster
kesayangannya beranjak segera. Dilihatnya dari kaca jendela, gemuruh hujan
sangat terdengar.
“Tobi stay disini ya, aku mau angkat jemuran dulu,” ucap
Crista seraya meletakkan Tobi di kandangnya.
Dengan terburu-buru, Crista menuruni anak tangga dan berlari
menuju halaman belakang rumahnya tanpa ba-bi-bu lagi ia segera mengangkat
pakaian yang tergantung pada kawat yang terbentang dan dikatikan pada ujung
tembok. Akan tetapi, ia baru menyadari bahwa pakaiannya kering dan tidak basah
sama sekali, dan tanah yang ia pijak kering tanpa basah. Sementara tadi ia
benar mendengar gemuruh hujan, dan mendengar teriakan ibunya untuk cepat
mengangkat jemuran namun sama sekali tidak ada pertanda genangan air sama
sekali.
“Baru kali ini diprank sama alam,” ucap crista seraya
mendongakkan kepalanya melihat langit yang terang.
Crista kembali menjemur pakaian yang ia angkat, dengan
perasaan yang masih bingung. Setelah itu ia kembali ke kamarnya. Ibunya seraya
memegang sapu tertawa terbahak-bahak menatapnya.
“Bu, tadi beneran hujan atau gak ya?” tanya crista pada
ibunya.
“Ibu dengernya sih gitu, tapi ibu juga bingung,” ujar ibunya
masih tersenyum.
“Ibu bingung, apalagi aku, tapi masa sih bu aneh banget gak
ada genangan airnya,” pikir Crista.
Karena tidak kuat menahan tawa, Ibu mengajak crista untuk ke
halaman rumah kembali, ia mengajak untuk mendongakkan kepalanya. Dan crista
terkejut, dan ia mulai mengetahui penyebabnya, air yang menyerupai hujan ulah
siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar