Pict by : Canva |
Crista berkacak pinggang seraya menggelengkan kepalanya
dengan heran, ternyata ini ialah ulah Sirius – teman dekatnya. Untuk apa pula
ia melakukan hal itu, dan untuk apa pula ia berada diatas atap rumahnya, batin
Crista. Dan ketika merasa ditatap penuh dengan hembusan napas kesal, Sirius
hanya menyeringai. Seperti tidak memiliki salah, sepertinya Crista sudah penuh
dengan rasa sabar menghadapi Sirius yang jahilnya sudah terlewat batas.
“Rius, kamu ngapain sih disitu!” ucapnya penuh penekanan.
“Benerin atap rumah kamu lah, kan kemarin jeblos karena
tikus berantem,” ucapnya santai.
“Astaga, aku kan bisa panggil kuli bangunan kesini,” keluhnya.
“Udah kan? Aku kuli bangunannya,” ucapnya seraya masih
membersihkan atap rumah Crista
“Ih gak loh!” tegasnya.
“Ibu yang cerita sama Rius kemarin sore, waktu kamu pergi
antar pesanan cake ke rumah bu Inge,” jelas ibunya menyeringai seraya menggaruk
tengkuk lehernya.
Crista memejamkan
matanya, ya sudah mau dikatakan apalagi jika seperti ini. Lagipula, sudah
terlanjur juga Sirius berada di atas atap sana memperbaiki atap yang jeblos.
“Iya ibu yang cerita, udah tenang aja Sirius udah pro soal
beginian,” ujarnya.
“Ibu kerjasama ya sama Rius, pura-pura bikin ujan buatan,” ucap Crista menoleh pada ibunya.
“Rius hati-hati ya, ibu tinggal dulu ke dapur,” teriak
ibunya melengos pergi seraya menahan tawa
Crista hanya tersenyum datar, inilah ulah jahil ibu dengan
Sirius yang cukup berhasil. Menggunakan air satu ember yang ditumpahkan melalui
atas atap, hari gini naik ke atas atap buat membuat prank, cukup totalitas
tanpa batas.
“Niat banget buat ujan buatannya, sampe panik jemuran
basah,” ucapnya datar.
“Hobby kamu kalo gak makan, ngemil, ya palingan panik Ta.
KETEBAK BANGETTT,” serunya dengan menekankan ucapan akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar