Pict by : Fidiar |
“Aku sendiri menunggu, aku sendiri disini menantiiiiii, aku
tak terbiasa untuk berharaaapp,” teriak Crista.
Sirius dengan segera mematikan speaker tersebut dengan
remote yang tergeletak di sofa , lalu ia bersembunyi di belakang sofa. Crista
yang menyadari hal itu segera mengecek langit-langit ruang tamu dan sekitarnya
apakah sebab speakernya mati karena mati lampu secara tiba-tiba. Karena
kepolosannya yang tidak juga cepat sadar bahwa ia sedang dikerjai oleh Sirius.
“Kipas masih nyala, lampu juga masih nyala. Masa iya,
speakernya cepat rusak,” gumam Crista.
Sirius yang tidak lagi bisa menahan tawanya, kemudian keluar
dari persembunyiannya. Mendengar gelakan tawa dari Sirius, Crista menoleh.
“Tuh kan, ini pasti ulah kamu deh!” tegas Crista.
“Dih, lagian siapa suruh nyanyi kenceng-kenceng,” celetuk
Sirius.
“Ih biarin aja,” ucap Crista tak mau kalah seraya mengambil
remote speaker kembali.
“Lagian nungguin siapa sih Ta,” selidik Sirius.
“Kamu bukannya hari ini kerja?” tanya Crista.
“Nanti sore,” ucap Sirius yang sudah duduk bersandar di
sofa.
Sirius menyodorkan mik pada Crista.
“Nyanyi lagi dong,” ajak Sirius.
“Terus kamu ngapain?” tanya Crista.
“Aku disini jadi penonton aja,” ucap Sirius menyeringai.
Crista menarik tangan Sirius untuk ikut berdiri, untuk
mengikuti dirinya bernyanyi.
“Ta, aku gak bisa nyanyi,” gerutu Sirius.
“Kamu kira aku bisa nyanyi? Kamu denger kan suaraku sumbang
tadi? Santai aja Rius” ucap Crista.
Sirius mencoba mencerna ucapan Crista barusan.
“Lagipula, aku suka nyanyi walaupun suaraku gak sebagus
untuk didengar tapi itu membantu untuk mengeluarkan apa aja yang aku pikirin
dan rasain, yang ruwet,” ucap Crista.
“Jadi kalo lagi banyak pikiran, nyanyi bisa hilangin pikiran
dan beban itu?” tanya Sirius
“Selain berserah ini salah satu caranya. Memang gak 100%
ilang sih, tapi seenggaknya ringanin dikit-dikit biar gak terlalu banyak
bebannya yang dipikul” ucap Crista.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar