Minggu, 27 Februari 2022

Part #15 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe16

 

Pict by : Fidiar




Sirius menautkan kedua alisnya.Setelah hampir 10 menit harus mengiyakan ajakan Crista atau tidak, Sirius mengikuti ajakan Crista untuk berkaraoke bersama.

“Kita penakluk duniaaa, di atas awan kita kan menanggg,” Teriak keduanya menyanyikan lagu nidji yang berjudul diatas awan.

Mereka bernyanyi seraya melompat kesana kemari dan juga menari bebas untuk sesekali , setelah hampir satu jam Sirius menghentikan kegiatannya.

“Haduhhh haus juga ya teriak-teriak sambil nyanyi,” Celetuk Sirius dengan napas memburu.

“Tapi seru kan?” Tanya Crista seraya menuangkan air putih ke gelas.

“Iya sih lumayan, energi aku abis nih teriak-teriak,” Ucap Sirius dengan napas yang memburu.

“Kamu gak biasa ya lakuin hal yang buat kamu tuh bisa terbang bebas walaupun badai akan selalu ada?” Tanya Crista.

 “Kamu kan udah hafal Ta, kegiatan aku kayak gimana,” Ucap Sirius.

 “Selain jail kamu terlalu serius,” Ucap Crista seraya memberikan segelas air kepada Sirius.

“Apa karena namaku Sirius, sifatku serius. Itu maksud kamu?” Tanya Sirius.

“Iya kamu serius banget sih, sekali-kali perlu untuk bebaskan sayap kamu untuk pergi jauh dari tempatmu,” Ucap Crista menyenggol lengan Sirius dengan sikutnya.

“Meskipun hidup akan selalu berjalan, masalah kamu belom selesai. Kamu perlu untuk merenggangkan tali pengikat sebentar yaitu ketika kamu ambil waktu terbaik untuk diri kamu sendiri,” Ucap Crista lagi.

Sirius, memang suka berperang dengan isi hati dan pikirannya. Diamnya ialah cara untuk dirinya berperang tanpa harus berkata dari abjad A-Z, berperang melawan sedu sedannya seorang diri. Tembok yang ia bangun untuk orang lain terlalu keras, ia tekun untuk melakukan apapun, namun ia kalah untuk mengetahui dirinya sendiri. Saat ini, ucapan Crista benar bahwa ia perlu untuk melarungkan segenap sedu sedannya dengan kebebasan untuk berseri-seri sejenak. Toh, hidup memang harus dinikmati dengan caranya sendiri, hingga kita menemukan cara itu pas atau tidaknya hanya kita yang mengetahui hal itu. Sirius, tidak menanggapi ucapan Crista dengan sigap ia melihat jam yang bertengger di lengan kirinya.

“Baiklah ibu Crista yang terhormat, saya pamit undur diri mau balik ke kedai untuk mencari sebongkah emas,” Ucap Sirius untuk pamit.

“Hmm baiklah, inget kamu berhak bahagia Rius,” Ucap Crista lagi.

“Iya, iya aku denger kok kamu ngomong dari tadi,” Ucap Sirius menyeringai.

Crista tidak heran dengan temannya yang satu ini, banyak diamnya tanpa berkata. Namun, ia pun menghormati sikap Sirius yang seperti ini. Mereka tetap berkawan, dan saling memberi support walaupun diam tanpa cerita.



#CeritaDiFebruariKe16

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar