Pict by : Fidiar |
“Tobi hampir ilang, sedihlah aku,” ucap Crista seraya
mengunyah makanan di mulutnya.
“Kamu keterima part time dimana Rius?” tanya Ibu Crista.
“Di kedai teh tarik jalan Kamboja bu,” ucap Sirius dengan
senyum.
“Semangat ya, apa yang bisa kami bantu untukmu Rius?” tanya
Ibu.
“Bantu doa aja bu, gapapa,” ucap Sirius menyeringai.
Ibu tersenyum.
“Jangan sungkan ya, kami bisa bantu jika kamu butuh bantuan.
Kebetulan customer ibu rumahnya banyak loh disana nanti ibu bantu promosikan
ya,” ucap Ibu.
‘’Makasih bu,” ucap Sirius dengan senyum.
--------
Hari berganti hari, tidak membuat Sirius menyerah begitu
saja untuk berusaha semaksimal mungkin merencanakan pergi ke Australia, pagi berangkat
sekolah, siang pergi ke kedai teh tarik hingga sore tiba.
“Udah lama bang kerja disini?” tanya Sirius pada teman
sekerjanya.
“Lumayan, bisa dikatakan 5 tahun,” ucap Borno.
Sirius terkejut tak mengerjapkan mata.
“Dia ini sesepuh disini ketimbang gue yang baru 1 tahun
disini,” timpal Aan.
Sirius mengangguk paham.
“Lo kan masih sekolah ya, jarang banget loh gue liat anak
sekolah mau nyambi kerja pulang sekolah. Soalnya nih ya, kebanyakan anak
seumuran lo pikirannya masih main gitu,” ucap Borno seraya membersihkan meja.
“Gue, seumuran lo. Masih main gundu sama temen-temen gue,” timpal
Aan seraya meracik teh tarik.
Sirius tersenyum menunduk, seraya memegang kertas menu yang
ia bawa seraya mempromosikan teh tarik dijual di kedai tersebut.
“Saya memang ada kebutuhan tertentu yang mengharuskan saya
mengambil pekerjaan paruh waktu,” Ucap Sirius.
“Klasik bro alasan lo. Jangan bilang lo kerja gini karena
udah punya ayang,” ucap Aan tertawa.
“Ayang?” Sirius bingung
“Yeuh dasar bocil, masa gitu aja lo gak tau. Ketinggalan
jaman lo!” celetuk Borno dengan tawa.
“Ayang karyawan sini bang?” tanya Sirius dengan polosnya.
Aan memukul keningnya seraya tertawa, tidak habis pikir
dengan kepolosan Sirius yang tidak tahu dengan trend tersebut.
#CeritaDiFebruariKe12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar