Minggu, 27 Februari 2022

Part #16 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe17

 

Pict by : Fidiar



“Us, ada bapak datang,” ucap Aan dari kejauhan.

Maksud dari ucapan Aan ialah bapak pemilik kedai sedang datang. Sirius mengangguk dengan segera berlari menuju kedai.

“Borno, mengapa kaca etalase ini sangat kotor sekali?” tanya lelaki berusia 72 tahun itu.

“Maaf bapak, segera saya bersihkan,” ucap Borno seraya berlalu untuk membersihkan.

Sirius datang bersama dengan Aan, menyalami lelaki berumur 72 tahun itu.

“Kau pula Aan, mengapa pula bajumu tidak kau ganti?” tanya lelaki itu.

“Maaf bapak, segera saya ganti,” ucap Aan.

Lelaki berumur 72 tahun itu memukul keningnya, melihat tingkah kedua karyawan lamanya yang sungguh membuatnya pusing. Dilihatnya Sirius yang tengah membantu Borno untuk membersihkan meja serta merapihkan bangku.

“Eh kamu, siapa namanya? Saya lupa,” ucapnya.

Sirius menunjuk dirinya lalu dengan segera ia menghampiri lelaki tersebut.

“Nama saya Rius pak Yoyo,” ucap Sirius.

“Ya, kamu tolong jaga depan kedai ya, sudah tahu dan belajar racikan teh tarik?” tanya pak Yoyo.

“Ehm, anu pak saya-,” ucap Sirius menggantungkan kalimatnya.

Jelas saja ia belum terlalu bisa untuk melakukan ini, ia gugup bahkan tidak tahu apa yang dilakukan pertama kalinya sebagai peracik teh tarik. Untuk dua minggu bekerja disini, ia hanya memperhatikan Aan dan Borno dalam kelihaian keduanya dalam meracik teh tarik dengan baik dan cepat, apa pula dengan dirinya dengan modal memperhatikan apakah bisa? Batinnya dibuat bingung bercampur takut akan nasibnya menangani pelanggan. Namun, inilah waktunya untuk berani. Ini demi untuk bertemu dengan ibunya di Australia, ia harus bisa melakukannya meskipun takut melandanya saat ini.

“Didampingi dengan Aan,” ucap pak Yoyo, melihat air muka Sirius yang gugup.

Sirius mengangguk

“Aan, kau tengok dan bantu dia sampai kedai tutup,” titah pak Yoyo.

Aan mengangguk paham, seraya mengajak Sirius yang diam tak mengerjapkan matanya.

“Santuy Us, gue dulu waktu baru tiga hari kerja langsung disuruh racik dan lebih parahnya si Borno gak bantuin. Beruntunglah lo sekarang, gue bantuin,” bisik Aan seraya membersihkan peralatan.

“Bang, saya takut bakalan jadi kacau,” ucap Sirius gemetar.

“Tenang Us, tenang. Tarik napas, buang pelan-pelan. Jangan kentut, awas,” ucap Aan menyeringai.



 #CeritaDiFebruariKe17

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar