Selasa, 15 Februari 2022

Part #9 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe10

 

Pict by : Canva


“Tan terlepas dari apa yang tante ceritakan barusan sama aku, aku juga minta maaf sudah membentak tante kemarin. Aku emosi, aku bingung dan sedih bersamaan, selama hampir 10 tahun mama gak ada kabar ditambah ada surat yang aku juga gak tau. Tapi sekarang, aku mencoba memahami situasinya, mencoba memahami peliknya jalinan hubungan mama ke aku, dan ke tante,” ucap Sirius memeluk Vin.

Vin tersenyum dalam pelukan, mengelus pundak keponakannya.

“Apa yang bisa tante bantu, tante akan bantu untuk kamu pergi ke Aussie,” ucap Vin.

“Serius tan?” tanya Sirius dengan penasaran.

Vin mengangguk, menangkup kedua pipi Sirius untuk meyakinkan, lalu menatapnya. Sirius,  ia sudah anggap seperti anaknya sendiri.

“Iya Rius,” ucap Vin lagi.

“Makasih tan,” ucap Sirius dengan senyum.

Mengetahui ada pihak lain mendukungmu dalam hal yang belum terlihat, membuat hati berseri-seri. Dan melalui hal ini, dukungan dari orang terdekat membuat Sirius kembali semangat. Bagi Sirius ini ialah langkah awal untuk perjalanan pergi menggapai Aussie. Ia mendapatkan beberapa tawaran part time, dan mencoba mendatanginya untuk interview.

“Maaf kami sedang butuh karyawan part time minimal mahasiswa nak,” ucap pemilik café.

Melihat dirinya yang masih belum lulus bangku SMA, ia mundur. Tempat pertama gagal, bukan berarti ini akhir dari segalanya, bukan?

“Memangnya kamu punya keahlian meracik teh tarik?” tanya pemilik kedai minuman teh tarik tersebut.

Sirius menggeleng, namun meyakinkan.

“Saya memang tidak ahli meracik teh tarik, tapi saya mau kok pak belajar,” rayunya.

Pemilik kedai itu terdiam, seraya menoleh kedainya yang nampak sepi tidak ada pelanggan.

“Tapi sepertinya, saya juga butuh karyawan yang punya keahlian mempromosikan,” ucapnya lagi.

“Promosi? Bisa pak saya, dulu saya bantu tante saya jualan bakpau. Saya promosiin ke sekolah saya, dan itu laku terjual” ucapnya dengan senyum.

“Dengan cara apa kamu mempromosikan?” tanya pemilik kedai.

“Saya keliling kelas-kelas pak, sambil teriak “Bakpau murah, enak makyusss” ucapnya seraya memperagakan.

“Pemilik kedai tersebut menatap Sirius, yang memiliki antusias bekerja dengan baik.

“Saya terima kamu jadi karyawan sekarang,” ucap pemilik kedai.

“Beneran pak?” tanyanya.



#CeritaDiFebruariKe10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar