Pict by: Fidiar |
Pada satu dua tiga jawab
Yang tersusun
Yang kau selipkan
Diantara berbagai macam cerita
Semestamu sedang berlari
Semestamu sedang mengukir tiap-tiap guratan
Diatas kertas putih
Delapan belas jam pada jeda yang tercipta
Kau sedang bermula untuk memulai
Kau sedang menyusun permulaan
Delapan belas jam pada hari lainnya
Meminta ufuk lain menjadi potretnya
Saat ufuk selatan diberinya kesempatan hanya sebagian
“Ini sebuah permulaan,” tuturnya
“Permulaan yang baik, namun akan lebih baik jika kau memberi ufuk Utara pada malam terlebih dahulu, ufuk Selatan pada sore setelahnya. Lalu kau kembali pulang untuk menunggu pagi kembali agar potretmu terasa lebih lengkap,” tuturku
“Ini sebuah permulaan terlebih dahulu, jika jeda tepat pada waktunya akan kucoba. Saat ini hujan belum reda, dan semestaku sedang riuh dengan jejak langkahnya yang mengumpulkan seberkas sinar dari berbagai ufuk,” tuturnya
“Ini hanya lelucon tuan, bebaslah sejenak. Ini hanya kalimat acak, yang berputar di otak. Jangan pula menjadi bebanmu,” tuturku seraya tersenyum
Sesaat setelah itu,ia membuahi tuturku dengan tawa khasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar