Kamis, 03 Maret 2022

Part #18 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe19

 

Pict by: Fidiar 


“Hei Borno, apa pula maksud dari kata-kata gombalmu ini, “Teh tarik manis, buatan abang borno manis”, Ucap Aan mengeja setiap kalimat yang tertera di kertas berwarna pink.

“Ih, jijik pula aku mendengarnya,” ucap Aan bergidik geli.

Sirius hanya tertawa menggeleng, seraya menempel beberapa foto pemilik kedai dan juga beberapa foto berwarna hitam putih, untuk menambahkan nilai estetik.

*Flashback Off*

Dilihatnya oleh kedua manik matanya, seorang laki-laki yang ia kenali kembali datang ke kedai. Ia tetap fokus meracik teh tarik. Dan tak lama setelah itu, laki-laki tersebut menghampiri meja pesanan.

“Kayak biasa, original teh tarik,” ucapnya pada Sirius seraya menaik turunkan kedua alisnya.

“Oh oke bang, abis ini ya” ucap Sirius seraya menuangkan susu kental manis ke dalam satu gelas.

“Iya oke deh, gue liat-liat kedai makin kece aja nih,” ucap Riko seraya mengendarkan pandangannya pada seluruh sisi kedai.

“Slogan baru tuh kayaknya,teh tarik manis tidak pernah salah menjadi pilihan kamu,jelas bukan dia,” Ucap Riko fokus membaca dan tertawa terpingkal-pingkal.

“Kece kan bang,” ucap Aan tertawa.

Hari berganti hari, dimana Sirius sudah hampir setahun bekerja paruh waktu di kedai. Pelanggan kedai meningkat signifikan, berkat idenya yang bisa dikatakan tak terduga jika hasilnya cukup membuat pelanggan teh tarik meningkat dengan baik. Harapan Sirius masih tetaplah sama, yang dimana keinginannya untuk pergi ke Australia semakin hari semakin di depan mata. Setelah menabung,walaupun masih belum terlihat nyata. Ia akan tetap percaya, jalannya bertemu dengan mama sudah di depan mata. Waktu bergulir cepat, memeluk bayang-bayang ketidakpastian justru membawanya semakin kuat ditempa pada kerikil-kerikil kehidupan. Suasana kedai, dihidupkan dengan beberapa aksi promosi di media sosial, varian baru dan juga cemilan kue peneman ngeteh . Bagi Yoyo, ini ialah perjalanan yang baik untuk kedainya yang berkembang. Hingga pada akhirnya, ia mengirim Riko untuk mengelolanya sebab umur dan tenaganya tidak lagi kuat.

Riko hampir setiap hari mampir ke kedai sambil mengawasi penjualan di kedai. Saat sore tiba, pelanggan sedang ramai, ia dibuat panik dan gusar mencari sebuah benda

“No, liat kertas-kertas yang kemarin gue taro di meja ini gak?” tanyanya panik seraya menunjuk meja tempat miliknya yaitu di meja kasir.

“Hah? Kertas-kertas yang kemarin disini itu punya lo bang?” tanya Borno balik.

“Iya No iya, itu kontrak kerjasama usaha dengan kolega gue di Australia, kalo itu ilang amsyong gue,” keluhnya.

“Coba tanya Rius bang, dia yang benahin kemarin,” ucap Borno tedeng alih.

Sirius yang sedang menstandarkan motor yang ia kemudikan, tiba-tiba saja terkejut dengan suara tegas dari Riko.



#CeritaDiFebruariKe19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar