Pict by: Fidiar |
“Hei Borno, apa pula maksud dari kata-kata gombalmu ini,
“Teh tarik manis, buatan abang borno manis”, Ucap Aan mengeja setiap kalimat
yang tertera di kertas berwarna pink.
“Ih, jijik pula aku mendengarnya,” ucap Aan bergidik geli.
Sirius hanya tertawa menggeleng, seraya menempel beberapa
foto pemilik kedai dan juga beberapa foto berwarna hitam putih, untuk
menambahkan nilai estetik.
*Flashback Off*
Dilihatnya oleh kedua manik matanya, seorang laki-laki yang
ia kenali kembali datang ke kedai. Ia tetap fokus meracik teh tarik. Dan tak
lama setelah itu, laki-laki tersebut menghampiri meja pesanan.
“Kayak biasa, original teh tarik,” ucapnya pada Sirius
seraya menaik turunkan kedua alisnya.
“Oh oke bang, abis ini ya” ucap Sirius seraya menuangkan
susu kental manis ke dalam satu gelas.
“Iya oke deh, gue liat-liat kedai makin kece aja nih,” ucap
Riko seraya mengendarkan pandangannya pada seluruh sisi kedai.
“Slogan baru tuh kayaknya,teh tarik manis tidak pernah salah
menjadi pilihan kamu,jelas bukan dia,” Ucap Riko fokus membaca dan tertawa
terpingkal-pingkal.
“Kece kan bang,” ucap Aan tertawa.
Hari berganti hari, dimana Sirius sudah hampir setahun
bekerja paruh waktu di kedai. Pelanggan kedai meningkat signifikan, berkat
idenya yang bisa dikatakan tak terduga jika hasilnya cukup membuat pelanggan
teh tarik meningkat dengan baik. Harapan Sirius masih tetaplah sama, yang
dimana keinginannya untuk pergi ke Australia semakin hari semakin di depan
mata. Setelah menabung,walaupun masih belum terlihat nyata. Ia akan tetap
percaya, jalannya bertemu dengan mama sudah di depan mata. Waktu bergulir
cepat, memeluk bayang-bayang ketidakpastian justru membawanya semakin kuat
ditempa pada kerikil-kerikil kehidupan. Suasana kedai, dihidupkan dengan
beberapa aksi promosi di media sosial, varian baru dan juga cemilan kue peneman
ngeteh . Bagi Yoyo, ini ialah perjalanan yang baik untuk kedainya yang
berkembang. Hingga pada akhirnya, ia mengirim Riko untuk mengelolanya sebab
umur dan tenaganya tidak lagi kuat.
Riko hampir setiap hari mampir ke kedai sambil mengawasi
penjualan di kedai. Saat sore tiba, pelanggan sedang ramai, ia dibuat panik dan
gusar mencari sebuah benda
“No, liat kertas-kertas yang kemarin gue taro di meja ini
gak?” tanyanya panik seraya menunjuk meja tempat miliknya yaitu di meja kasir.
“Hah? Kertas-kertas yang kemarin disini itu punya lo bang?”
tanya Borno balik.
“Iya No iya, itu kontrak kerjasama usaha dengan kolega gue
di Australia, kalo itu ilang amsyong gue,” keluhnya.
“Coba tanya Rius bang, dia yang benahin kemarin,” ucap Borno
tedeng alih.
Sirius yang sedang menstandarkan motor yang ia kemudikan,
tiba-tiba saja terkejut dengan suara tegas dari Riko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar