Pict by: Fidiar |
Sirius dengan senyum meraihnya, dan ia memeluk ibunya Crista
seperti mamanya sendiri. Dekapan hangat didapatinya dari orang terdekat,
menemaninya menuju jalan-jalan sulit. Vin, datang dengan terburu-buru membawa
satu kotak juga.
“Bintang!” panggil Vin.
Sirius melepas dekapan ibunya Crista. Kepergiannya menuju
Australia diketahui Vin melalui telepon, karena ia sedang berada di Bandung.
Mengetahui ada kesempatan yang diberikan orang lain untuk keponakannya . Vin
ikut terharu, ia menghamburkan pelukannya pada keponakan satu-satunya itu.
“Bintang, maaf ya tante gak bisa temenin kamu kesana. Tante
kirim doa yang terbaik agar kamu cepat bertemu dengan mama. Kita
telpon-telponan ya nanti, kabari gimana kedaan kamu disana ya,” ucapnya dengan
parau.
“Bintang, tante sayang sama kamu. Kamu udah kayak anak
tante, kita semua sayang sama kamu. Jangan takut ya sayang,” ucap Vin lagi
memeluk Sirius erat.
Melepas kepergian seseorang yang disayang memang tidak
mudah, tapi inilah proses kehidupan yang harus dijalani. Crista sedari tadi
menangis, ia menunduk agar Sirius tidak tahu bahwa dirinya menangis. Selama
mereka bersahabat bersama, memberi energi kekuatan satu sama lain, menerima
kabar baik seperti ini ikut dirasakannya. Bahwa harapan yang didambakan,
dirapalkan dan dielu-elukan terjadi di waktu yang baik.
“Ta,” gumamnya.
Crista menyadari Sirius menghampirinya. Crista dengan cepat
menghapus air matanya, dan ia menegakkan kepalanya.
“Ta, kamu nangis ya?” tanya Sirius.
Crista menggeleng cepat. Wajah sembab Crista tidak bisa
menutupi kebohongannya pada Sirius.
“Ta, aku pamit ya berangkat. Makasih Ta,ini berkat doa dan
dukungan kamu juga, semoga dengan cepat aku ketemu mama dan bisa bawa mama
pulang,” ucap Sirius dengan senyum.
Crista mengangguk dengan memandang tak tentu arah. Sirius
memeluknya.
“Ta,makasih banget udah selalu jadi sahabat dekat aku, yang
support aku setiap waktu. Makasih Ta,” ucapnya seraya melepaskan pelukan pada
Crista.
“Sama-sama, eh kok jadi mengandung bawang sih,” ucapnya
menyeringai.
Riko pun segera menghampiri Sirius untuk mengingatkan bahwa
sudah harus segera masuk untuk check in tiket. Sirius pun dengan segera
bergegas membawa barangnya untu pergi meninggalkan mereka. Mereka dengan haru
melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, ini sebentar. Hanya perlu untuk
sabar, bukan?
“Ma, hari ini Rius ke tempat mama,” batinnya.
Perjalanan menuju Australia sekitar 17 jam lebih. Pesawatnya
lepas landas meninggalkan Indonesia sebentar. Demi mencari sebuah jawaban
dimanakah mamanya berada?
#CeritaDiFebruariKe23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar