Kamis, 03 Maret 2022

Part #23 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe24

 

Pict by: Fidiar

Selama penerbangan ia dan Riko bercengkrama perihal mamanya, membuat hati Riko teriris karena perpisahan antara Sirius dan mamanya cukup lama. Melihat Sirius bisa  kuat menghadapi badai yang terjadi di hidupnya membuat Riko kagum dan merasa iri bahwa Sirius memiliki hati yang lapang.

Mereka mendarat di Sydney Kingsford Smith Airport (SYD), salah satu bandara internasional Australia. Pada pukul 8 pagi waktu  Australia. Sirius dibuat takjub melihat bandara tersebut yang cukup indah, sekarang ia sudah berada di Australia setelah perjalanan yang cukup panjang dan cukup melelahkan namun ia merasa sangat bahagia. Ini seperti mimpi, batinnya. Riko menjelaskan apapun perihal Australia pada Sirius, perjalanannya kali ini ialah perjalanan rutin bulanannya kesana. Riko memberhentikan taksi bandara, menuju tempat penginapan mereka di Novotel Sydney Central  untuk menginap barang sejenak. Jarak bandara dan penginapan mereka tidaklah jauh hanya sekitar 7.8 km saja. Riko menjelaskan tiap-tiap jalan yang ada di Australia, dan juga menjelaskan rencana pertemuan dengan kolega Riko. Riko menunjukkan kasur milik Sirius, seluruh ruangan yang Riko pesan sungguh membuat Sirius kembali terkejut.

“Wah, bagus banget bang!” serunya seraya menghampiri kasur miliknya.

“Btw istirahat yang cukup ya, besok kita beraksi,” ucap Riko.

Dering ponsel Sirius, membuatnya mengangkat panggilan itu dengan cepat. Panggilan tersebut dari Vin, tantenya yang ingin mengetahui kabar Sirius. Dengan hati senang Sirius menceritakan betapa indahnya negara ini. Vin juga menjelaskan apa saja yang ada dalam kotak yang ia berikan pada Sirius, membuat Sirius cepat membukanya.

Isi dari kotak tersebut, ada fotonya dengan mamanya dan juga surat yang mamanya tulis untuknya. Dan juga buku astronomi milik mamanya, tertanda nama “Reine”.

Tiap lembar monokrom itu ia buka, sampai juga ia pada lembar akhir bahwa ada foto ia dan juga ayahnya bermain gelembung air yang dicampur sabun. Betapa indahnya masa kecilnya itu. Tak lama setelah itu, Vin mengkhiri teleponnya.

“Rius, itu air anget buat mandi udah gue siapin, cepat mandi ya,” ucap Riko.

“Oke siap bang,” ucap Sirius.

-------

Malam di Australia, seperti kutub. Dinginnya sangat menusuk hingga tulang, ia sudah memakai baju 2 lapis namun tetap saja.

“Kedinginan bro?” tanya Riko menyeringai.

Sirius mengangguk.

“Makan dulu gih, tadi bekel lo udah gue panasin. Masih bisa terselamatkan kok, rasanya gue icipin dikit masih enak," ucap Riko lagi.

Sirius menepuk keningnya, ia lupa bahwa ada bekal dari ibunya Crista. Ia dengan segera ke dapur untuk siap menyantapnya.


#CeritaDiFebruariKe24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar