Pict by: Fidiar |
Selama penerbangan ia dan Riko bercengkrama perihal mamanya,
membuat hati Riko teriris karena perpisahan antara Sirius dan mamanya cukup
lama. Melihat Sirius bisa kuat
menghadapi badai yang terjadi di hidupnya membuat Riko kagum dan merasa iri
bahwa Sirius memiliki hati yang lapang.
Mereka mendarat di Sydney Kingsford Smith Airport (SYD), salah satu bandara internasional Australia. Pada pukul 8 pagi
waktu Australia.
Sirius dibuat takjub melihat bandara tersebut yang cukup indah, sekarang ia
sudah berada di Australia setelah perjalanan yang cukup panjang dan cukup
melelahkan namun ia merasa sangat bahagia. Ini seperti mimpi, batinnya. Riko
menjelaskan apapun perihal Australia pada Sirius, perjalanannya kali ini ialah
perjalanan rutin bulanannya kesana. Riko memberhentikan taksi bandara,
menuju tempat penginapan mereka di Novotel Sydney Central untuk menginap barang
sejenak. Jarak bandara dan penginapan mereka tidaklah jauh hanya sekitar 7.8 km
saja. Riko menjelaskan tiap-tiap jalan yang ada di Australia, dan juga
menjelaskan rencana pertemuan dengan kolega Riko. Riko menunjukkan kasur milik
Sirius, seluruh ruangan yang Riko pesan sungguh membuat Sirius kembali
terkejut.
“Wah, bagus
banget bang!” serunya seraya menghampiri kasur miliknya.
“Btw istirahat
yang cukup ya, besok kita beraksi,” ucap Riko.
Dering ponsel
Sirius, membuatnya mengangkat panggilan itu dengan cepat. Panggilan tersebut
dari Vin, tantenya yang ingin mengetahui kabar Sirius. Dengan hati senang
Sirius menceritakan betapa indahnya negara ini. Vin juga menjelaskan apa saja
yang ada dalam kotak yang ia berikan pada Sirius, membuat Sirius cepat
membukanya.
Isi dari kotak
tersebut, ada fotonya dengan mamanya dan juga surat yang mamanya tulis
untuknya. Dan juga buku astronomi milik mamanya, tertanda nama “Reine”.
Tiap lembar
monokrom itu ia buka, sampai juga ia pada lembar akhir bahwa ada foto ia dan
juga ayahnya bermain gelembung air yang dicampur sabun. Betapa indahnya masa
kecilnya itu. Tak lama setelah itu, Vin mengkhiri teleponnya.
“Rius, itu air
anget buat mandi udah gue siapin, cepat mandi ya,” ucap Riko.
“Oke siap bang,”
ucap Sirius.
-------
Malam di
Australia, seperti kutub. Dinginnya sangat menusuk hingga tulang, ia sudah
memakai baju 2 lapis namun tetap saja.
“Kedinginan bro?”
tanya Riko menyeringai.
Sirius
mengangguk.
“Makan dulu gih,
tadi bekel lo udah gue panasin. Masih bisa terselamatkan kok, rasanya gue
icipin dikit masih enak," ucap Riko lagi.
Sirius menepuk
keningnya, ia lupa bahwa ada bekal dari ibunya Crista. Ia dengan segera ke
dapur untuk siap menyantapnya.
#CeritaDiFebruariKe24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar