Pict by: Fidiar |
Hari kedua pencarian mama, Sirius memberi ide pada Riko
untuk memberitahu kepolisian Australia. Namun, tidak ada bukti yang pasti. Riko
mengulur waktu, dan menarik Sirius untuk mencarinya melalui agen tenaga kerja
Australia yang terdapat di Pitt Street. Proses pencarian tersebut berselang 3
jam untuk memngeluarkan sebuah informasi yang akurat, dan membuat Sirius
mengigit bibir bawahnya karena penasaran dengan hasil pencarian.
Vin-tantenya pernah berkata bahwa mamanya dengan pihak agen
tenaga kerja sudah terputus kontrak kerjanya. Dan itu benar, ketika pihak agen
tenaga kerja menjelaskan bahwa tepat 9 tahun lalu mamanya sudah tidak lagi
bekerja sebagai asisten rumah tangga di Adelaide Street. Pihak agen tenaga
kerja pun juga menjelaskan bahwa mereka ingin ikut membantu dalam proses
pencarian.
Riko kembali menenangkan Sirius, dan sepanjang jalan Sirius mencoba mengajak
Riko untuk mencari di setiap jalan yang mereka lalui. Mereka turun dari, taksi
yang mereka tumpangi. Mencoba bertanya pada setiap orang yang berlalu lalang.
“Hello mr, excuse me”
“Excuse me, have you
seen this woman?” tanyanya seraya menunjukkan foto mamanya.
Berlanjut ke hari berikutnya dimana Riko mengajaknya untuk
bertemu koleganya, di pusat perbelanjaan Australia yaitu Pitt Street Shopping
Mall, mall tersebut terdapat tepat di bawah Sydney Tower.
Selama perbincangan, Sirius tidak fokus karena ia terus
memikirkan caranya bertemu dengan ibunya. Ia berpamitan sebentar untuk ke
toilet. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi mall, seraya bertanya dengan
setiap orang yang berlalu lalang dan menunjukkan foto mamanya. Lagi-lagi tidak
ada.
“Ma, Rius disini cari mama, mama dimana ma?” batinnya.
Ia menunduk seperti bunga matahari yang layu tidak disiram
dan tidak terkena oleh cahaya matahari. Seperti tidak ada harapan lagi. Ia
termenung berdiri, seraya melihat-lihat seluruh sisi. Hingga terdengar suara
teriakan seorang ibu di toko emas pusat perbelanjaan. Sirius mencoba untuk
berlari ke arah sumber suara. Dan ia mengejar si pencuri yang berbaju hitam
tersebut, mengejarnya hingga di sudut jalan ia kehilangan pencuri tersebut.
Dia mengatur napasnya, dan dering telepon Riko membuatnya
harus kembali kesana. Sirius juga menjelaskan mengapa dirinya bisa lama untuk
ke toilet saja. Dan jawaban Sirius, membuat Riko menggelengkan kepalanya .
“Lo ngejar maling? Astaga,” ucap Riko.
“Tapi gak dapet,” gumam Sirius.
Riko hanya mengetuk keningnya, tak habis pikir dengan apa
yang diceritakan Sirius.
Hari dimana ia kembali membentangkan kertas-kertas yang
berisi info perihal mamanya, membuat ia kembali menangis. Apakah harapannya
selama ini akan membuahkan sebuah jawaban?
Lagi dan lagi, Sirius merasa jalannya buntu tidak ada
harapan lagi.
#CeritaDiFebruariKe26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar