Kamis, 03 Maret 2022

Part #27 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe28

Maret 03, 2022 0 Comments
Pict by: Fidiar


Selama di rumah sakit, Sirius tidak mau membuang momen begitu saja untuk menjaga mamanya. Bahkan tak jarang Sirius mengulang cerita yang dahulu mamanya sering ceritakan padanya. Ia mengontak Vin –tantenya. Vin mengungkapkan maaf dan juga tangisnya pecah saat ia melihat kakaknya terbaring di rumah sakit.

Riko, yang juga ikut menemani Sirius berjaga di rumah sakit ikut senang dan juga bahagia. Bahwa ini bukan suatu kebetulan . 

“I’m bad mother for you,” ungkap Reine.

“Gak ma, gak. Mama  adalah mamaku yang terbaik,” ucap Sirius.

“Mama tinggalin bintang buat kerja, mama  tinggalin kamu sangat lama. I’m bad mother.” ungkapnya lagi.

Bagi Sirius, tidak ada ungkapan buruk untuk orang tua yang sudah lama tidak bertemu anaknya. Tidak ada yang buruk,mereka tetaplah orang tua yang melahirkan, membesarkan dan merawatnya dengan baik. Reine dengan ingatannya yang masih belum stabil masih menyalahi dirinya bahwa ia sudah tega meninggalkan anak semata wayangnya sedari kecil.

“You’re the best mom, mama tau gak? karena mama kasih aku nama Bintang Sirius, itu udah menjadi doa buat aku menjadi bintang terang di langit malam, karena mama hebat aku bisa kuat sampe sekarang,” ucapnya berkaca-kaca.

Tak lama setelah itu, Reine pulih. Mereka kembali ke Indonesia, dengan sejuta kerinduan. Dengan sejuta kehangatan. Harapan yang kemarin hampir pudar, kini sudah menemukan jawabannya. 

Kini, sinar Bintang Sirius terpancar kembali seperti doa yang dibisikannya pada kedua telinganya. Bintang Sirius, mungkin boleh saja goyah dan hampir menyerah namun ia menyadari betapa baiknya Tuhan. Yang mampu mengembalikan daya energinya yang hampir padam.

Vin menyambut mereka dengan pelukan dan tangis haru, ia memeluk erat kakaknya. Setelah hampir bertahun-tahun kubu keduanya membatu, membiru hampir lebam. Maaf dan rindu terobati pada hari itu.

Segala kerinduan Sirius pun juga terobati, bahkan sekembalinya mereka di Indonesia. Sirius hanya ingin memiliki waktu lama bercengkrama dan bersama dengan mama.



  #CeritaDiFebruariKe28




Hallo semuanya, #Cerbung Sirius udah tamat sampai disini. Makasih udah mau baca dan mampir, mohon maaf kalo cerbungnya gak nyambung wkwk, karena aku lagi lancarin nulisku lewat write prompt ini hehe. Sampai jumpa di tulisanku lainnya!


Kalo mau baca ceritaku di platform lain linknya ada di beranda depan blogku ya hehe :). Tetap semangat dan stay healthy gais :)


Part #26 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe27

Maret 03, 2022 0 Comments

 

Pict by: Fidiar


Riko mengajaknya ke sebuah tempat ikonik kota Sydney, yaitu Sydney Opera House. Riko mencoba kembali memberi dukungan pada Sirius untuk tetap bersabar pada proses pencarian saat ini,ia mengitari tempat tersebut dengan Riko seraya kembali bertanya-tanya pada orang berlalu lalang. Ia terhenti seraya memandangi sekelilingnya.

“Ma, Rius disini. Rius mau ketemu mama. Ijinkan Rius ketemu mama,” batinnya.

Ia merasa tidak ada jalan lagi. Saat dirinya merasa putus asa seraya memandangi pemandangan Sydney Opera House, ia melihat seorang perempuan dengan baju lusuh, dan rambut yang diikat menyisakan anak-anak rambut di sisi wajahnya. Sirius dengan fokus memandangi wanita tersebut yang sedang berjalan dengan langkah terseok-seok. Dengan rasa penasarannya ia menghalangi langkah wanita tersebut seraya masih menggenggam foto mamanya. Setelah dihampirinya, wanita yang berumur sekitar 50 tahun itu merasa bingung. Ia lantas marah dengan Sirius yang menghalangi jalannya.

Sirius, menyamai wajah wanita tersebut dengan foto yang ia genggam. Wanita tersebut masih marah dan berceloteh asal, ia kemudian terdiam saat Sirius menunjukkan foto yang digenggamnya sama dengan wanita yang berhadapan dengannya.

“Ma-mama,” panggilnya parau.

Wanita tersebut hanya terdiam, bahkan ia sama sekali tidak memahami dengan apa yang dikatakan pemuda yang  ada di hadapannya.

“Mama,” panggil Sirius lagi seraya masih melayangkan foto yang digenggamnya pada wanita tersebut.

Wanita tersebut mencoba mengingat, lalu dengan perlahan rinai-rinai hujan membasahi pelupuk matanya. Ia mengingatnya.

“Bin-tang?” tanyanya terbata-bata.

Sirius yang tak lagi kuasa menahan tangisnya memeluk wanita tersebut, ia tidak peduli dengan semua mata tertuju padanya saat ini. Kerinduannya untuk bertemu mama, tumpah ruah dengan pelukan yang selama ini didambakannya sekian lama. Dengan melihat keadaan mamanya yang saat ini membuat hatinya teriris, ia sama sekali tidak menyangka bahwa pada saat dirinya hampir menyerah di situ terjadi keajaiban. Yang disebut keajaiban Tuhan.

“Bintang,” panggil Reine parau.

“Iya ma, ini Bintang Sirius anak mama. Bintang kangen sama mama, Bintang juga sayang sama mama,” ucapnya parau.

Pertemuan antara Sirius dan mamanya yang terpisah hampir 10 tahun itu, membuat Riko juga ikut terharu menatapnya. Misinya sudah hampir selesai, untuk menemani Sirius dalam pencariannya bertemu mamanya. Riko dengan sigap membantu Reine-ibu Sirius untuk dibawa kerumah sakit terdekat di Sydney. Sirius sangat senang bisa kembali bertemu mamanya saat ini, walaupun tidak dengan kondisi yang baik. Tapi ia percaya, waktu saat ini adalah waktu yang terbaik milik Tuhan yang diberikan untuknya.

 


 #CeritaDiFebruariKe27

 

Part #25 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe26

Maret 03, 2022 0 Comments

 

Pict by: Fidiar

Hari kedua pencarian mama, Sirius memberi ide pada Riko untuk memberitahu kepolisian Australia. Namun, tidak ada bukti yang pasti. Riko mengulur waktu, dan menarik Sirius untuk mencarinya melalui agen tenaga kerja Australia yang terdapat di Pitt Street. Proses pencarian tersebut berselang 3 jam untuk memngeluarkan sebuah informasi yang akurat, dan membuat Sirius mengigit bibir bawahnya karena penasaran dengan hasil pencarian.

Vin-tantenya pernah berkata bahwa mamanya dengan pihak agen tenaga kerja sudah terputus kontrak kerjanya. Dan itu benar, ketika pihak agen tenaga kerja menjelaskan bahwa tepat 9 tahun lalu mamanya sudah tidak lagi bekerja sebagai asisten rumah tangga di Adelaide Street. Pihak agen tenaga kerja pun juga menjelaskan bahwa mereka ingin ikut membantu dalam proses pencarian.

Riko kembali menenangkan Sirius,  dan sepanjang jalan Sirius mencoba mengajak Riko untuk mencari di setiap jalan yang mereka lalui. Mereka turun dari, taksi yang mereka tumpangi. Mencoba bertanya pada setiap orang yang berlalu lalang.

“Hello mr, excuse me”

“Excuse me, have you seen this woman?” tanyanya seraya menunjukkan foto mamanya.

Berlanjut ke hari berikutnya dimana Riko mengajaknya untuk bertemu koleganya, di pusat perbelanjaan Australia yaitu Pitt Street Shopping Mall, mall tersebut terdapat tepat di bawah Sydney Tower.

Selama perbincangan, Sirius tidak fokus karena ia terus memikirkan caranya bertemu dengan ibunya. Ia berpamitan sebentar untuk ke toilet. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi mall, seraya bertanya dengan setiap orang yang berlalu lalang dan menunjukkan foto mamanya. Lagi-lagi tidak ada.

“Ma, Rius disini cari mama, mama dimana ma?” batinnya.

Ia menunduk seperti bunga matahari yang layu tidak disiram dan tidak terkena oleh cahaya matahari. Seperti tidak ada harapan lagi. Ia termenung berdiri, seraya melihat-lihat seluruh sisi. Hingga terdengar suara teriakan seorang ibu di toko emas pusat perbelanjaan. Sirius mencoba untuk berlari ke arah sumber suara. Dan ia mengejar si pencuri yang berbaju hitam tersebut, mengejarnya hingga di sudut jalan ia kehilangan pencuri tersebut.

Dia mengatur napasnya, dan dering telepon Riko membuatnya harus kembali kesana. Sirius juga menjelaskan mengapa dirinya bisa lama untuk ke toilet saja. Dan jawaban Sirius, membuat Riko menggelengkan kepalanya .

“Lo ngejar maling? Astaga,” ucap Riko.

“Tapi gak dapet,” gumam Sirius.

Riko hanya mengetuk keningnya, tak habis pikir dengan apa yang diceritakan Sirius.

 

Hari dimana ia kembali membentangkan kertas-kertas yang berisi info perihal mamanya, membuat ia kembali menangis. Apakah harapannya selama ini akan membuahkan sebuah jawaban?

Lagi dan lagi, Sirius merasa jalannya buntu tidak ada harapan lagi.


#CeritaDiFebruariKe26

Part #24 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe25

Maret 03, 2022 0 Comments

 

Pict by: Fidiar

Pagi kembali datang, Riko sedang terburu-buru bersiap-siap. Sirius masih membentangkan tiap-tiap info perihal mamanya.

“Adelaide street, Mr. Erik Curvin,” ucapnya.

“Adelaide street? Itu tempat kolega gue,” ucap Riko.

Sirius membulatkan matanya.

“Bang ayo cepat bang kita kesana bang,” ucap Sirius.

Riko mengangguk.

Mereka pun mengehentikan kembali taksi online, menuju Adelaide street.

“Tapi bang, nyokap gue udah lama gak disana kerjanya,” keluh Sirius.

“Kita coba tanya dulu aja , pasti ada jalan.” ucap Riko.

Ketika mereka sampai, mereka menghampiri rumah tersebut. Dan mencoba memencet bel berulang kali, namun tidak ada jawaban. Hingga pada akhirnya ada seorang petugas kebersihan menghampiri mereka, petugas kebersihan tersebut menjelaskan bahwa rumah yang mereka kunjungi sudah tidak dihuni semenjak satu tahun. Dan Sirius merogoh saku jaketnya, dan menunjukkan selembar foto perempuan yaitu ibunya pada petugas kebersihan tersebut. Petugas kebersihan tersebut mencoba mengingat-ingat. Dan ia bergumam, Sirius berharap bapak petugas tersebut mengenali ibunya.

Riko mencoba menjelaskan berulang kali pada petugas kebersihan komplek perumahan tersebut, kembali nihil. Ia tidak mengenalinya. Pundak Sirius merosot lesu, ini seperti tidak ada harapan lagi. Riko meneguhkannya kembali agar tetap bersabar pada proses pencarian ini.

Mereka pamit lalu bergegas pergi dari sana, Riko mengajaknya untuk makan di sebuah Café yang berada di Sydney dekat dengan penginapan mereka sekaligus bertemu dengan kolega Riko.

“Rius, kadang ya proses itulah yang buat kita jadi tunas yang bertumbuh,” celetuk Riko seraya menyeruput segelas milkshake .

Sirius tersenyum dan mengangguk, untuk sampai di Australia bertemu mamanya bukan proses tiga menit bertemu namun ada beberapa rintangan yang perlu dicari jalan keluarnya. Kadang banyaknya jalan yang kita tempuh, hanya ada satu jalan menuju tuju. Banyak cara untuk mencapainya, tapi perlu usaha untuk melakukannya. Dan yang tak kalah penting ialah kesabaran untuk melewati jalan-jalan menuju satu tuju tersebut diperlukan, agar kita sampai dengan tepat.

Melalui voice note, Crista merekam suaranya untuk menyemangati Sirius. Mendapati suara konyol Crista, Sirius kembali tersenyum dan tertawa. Ada-ada saja, pikirnya. Dikirimkannya suara Crista yang diubah menjadi suara bebek sebagai penghibur Sirius.

Hari pertama pencarian mama, Sirius yakin ini membuatnya harus percaya apapun jawaban yang didapatinya nanti.


 

#CeritaDiFebruariKe25

 

Part #23 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe24

Maret 03, 2022 0 Comments

 

Pict by: Fidiar

Selama penerbangan ia dan Riko bercengkrama perihal mamanya, membuat hati Riko teriris karena perpisahan antara Sirius dan mamanya cukup lama. Melihat Sirius bisa  kuat menghadapi badai yang terjadi di hidupnya membuat Riko kagum dan merasa iri bahwa Sirius memiliki hati yang lapang.

Mereka mendarat di Sydney Kingsford Smith Airport (SYD), salah satu bandara internasional Australia. Pada pukul 8 pagi waktu  Australia. Sirius dibuat takjub melihat bandara tersebut yang cukup indah, sekarang ia sudah berada di Australia setelah perjalanan yang cukup panjang dan cukup melelahkan namun ia merasa sangat bahagia. Ini seperti mimpi, batinnya. Riko menjelaskan apapun perihal Australia pada Sirius, perjalanannya kali ini ialah perjalanan rutin bulanannya kesana. Riko memberhentikan taksi bandara, menuju tempat penginapan mereka di Novotel Sydney Central  untuk menginap barang sejenak. Jarak bandara dan penginapan mereka tidaklah jauh hanya sekitar 7.8 km saja. Riko menjelaskan tiap-tiap jalan yang ada di Australia, dan juga menjelaskan rencana pertemuan dengan kolega Riko. Riko menunjukkan kasur milik Sirius, seluruh ruangan yang Riko pesan sungguh membuat Sirius kembali terkejut.

“Wah, bagus banget bang!” serunya seraya menghampiri kasur miliknya.

“Btw istirahat yang cukup ya, besok kita beraksi,” ucap Riko.

Dering ponsel Sirius, membuatnya mengangkat panggilan itu dengan cepat. Panggilan tersebut dari Vin, tantenya yang ingin mengetahui kabar Sirius. Dengan hati senang Sirius menceritakan betapa indahnya negara ini. Vin juga menjelaskan apa saja yang ada dalam kotak yang ia berikan pada Sirius, membuat Sirius cepat membukanya.

Isi dari kotak tersebut, ada fotonya dengan mamanya dan juga surat yang mamanya tulis untuknya. Dan juga buku astronomi milik mamanya, tertanda nama “Reine”.

Tiap lembar monokrom itu ia buka, sampai juga ia pada lembar akhir bahwa ada foto ia dan juga ayahnya bermain gelembung air yang dicampur sabun. Betapa indahnya masa kecilnya itu. Tak lama setelah itu, Vin mengkhiri teleponnya.

“Rius, itu air anget buat mandi udah gue siapin, cepat mandi ya,” ucap Riko.

“Oke siap bang,” ucap Sirius.

-------

Malam di Australia, seperti kutub. Dinginnya sangat menusuk hingga tulang, ia sudah memakai baju 2 lapis namun tetap saja.

“Kedinginan bro?” tanya Riko menyeringai.

Sirius mengangguk.

“Makan dulu gih, tadi bekel lo udah gue panasin. Masih bisa terselamatkan kok, rasanya gue icipin dikit masih enak," ucap Riko lagi.

Sirius menepuk keningnya, ia lupa bahwa ada bekal dari ibunya Crista. Ia dengan segera ke dapur untuk siap menyantapnya.


#CeritaDiFebruariKe24

Part #22 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe23

Maret 03, 2022 0 Comments

 

Pict by: Fidiar


Sirius dengan senyum meraihnya, dan ia memeluk ibunya Crista seperti mamanya sendiri. Dekapan hangat didapatinya dari orang terdekat, menemaninya menuju jalan-jalan sulit. Vin, datang dengan terburu-buru membawa satu kotak juga.

“Bintang!” panggil Vin.

Sirius melepas dekapan ibunya Crista. Kepergiannya menuju Australia diketahui Vin melalui telepon, karena ia sedang berada di Bandung. Mengetahui ada kesempatan yang diberikan orang lain untuk keponakannya . Vin ikut terharu, ia menghamburkan pelukannya pada keponakan satu-satunya itu.

“Bintang, maaf ya tante gak bisa temenin kamu kesana. Tante kirim doa yang terbaik agar kamu cepat bertemu dengan mama. Kita telpon-telponan ya nanti, kabari gimana kedaan kamu disana ya,” ucapnya dengan parau.

“Bintang, tante sayang sama kamu. Kamu udah kayak anak tante, kita semua sayang sama kamu. Jangan takut ya sayang,” ucap Vin lagi memeluk Sirius erat.

Melepas kepergian seseorang yang disayang memang tidak mudah, tapi inilah proses kehidupan yang harus dijalani. Crista sedari tadi menangis, ia menunduk agar Sirius tidak tahu bahwa dirinya menangis. Selama mereka bersahabat bersama, memberi energi kekuatan satu sama lain, menerima kabar baik seperti ini ikut dirasakannya. Bahwa harapan yang didambakan, dirapalkan dan dielu-elukan terjadi di waktu yang baik.

“Ta,” gumamnya.

Crista menyadari Sirius menghampirinya. Crista dengan cepat menghapus air matanya, dan ia menegakkan kepalanya.

“Ta, kamu nangis ya?” tanya Sirius.

Crista menggeleng cepat. Wajah sembab Crista tidak bisa menutupi kebohongannya pada Sirius.

“Ta, aku pamit ya berangkat. Makasih Ta,ini berkat doa dan dukungan kamu juga, semoga dengan cepat aku ketemu mama dan bisa bawa mama pulang,” ucap Sirius dengan senyum.

Crista mengangguk dengan memandang tak tentu arah. Sirius memeluknya.

“Ta,makasih banget udah selalu jadi sahabat dekat aku, yang support aku setiap waktu. Makasih Ta,” ucapnya seraya melepaskan pelukan pada Crista.

“Sama-sama, eh kok jadi mengandung bawang sih,” ucapnya menyeringai.

Riko pun segera menghampiri Sirius untuk mengingatkan bahwa sudah harus segera masuk untuk check in tiket. Sirius pun dengan segera bergegas membawa barangnya untu pergi meninggalkan mereka. Mereka dengan haru melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, ini sebentar. Hanya perlu untuk sabar, bukan?

“Ma, hari ini Rius ke tempat mama,” batinnya.

Perjalanan menuju Australia sekitar 17 jam lebih. Pesawatnya lepas landas meninggalkan Indonesia sebentar. Demi mencari sebuah jawaban dimanakah mamanya berada?



#CeritaDiFebruariKe23

Part #21 Sirius - (Cerita Bersambung) #CeritaDiFebruariKe22

Maret 03, 2022 0 Comments

 

Pict by: Fidiar


“Cie kena prank, serius banget sih lagian,” ucap Riko menyeringai.

“Pak, ini saya dikerjain?” tanya Sirius polos.

“Kami udah ubek-ubek ke tempat sampah loh pak,” jelas Crista.

“Maaf ya,” ucapnya memohon dengan tawa.

“Kontrak kerja yang asli ada di saya, yang kalian temukan itu foto copy warna dari aslinya,”

“Ini Us, pak Riko mau ngeprank lo dalam rangka mau ke meeting  di Australia. Dan pas banget waktu itu lo bilang mau ke Australia juga cari nyokap lo kan?” tanya Aan.

Sirius menggangguk dengan cepat.

“Gini Rius, saya lihat kerja kamu bagus. Dalam menuangkan ide, cara meningkatkan penjualan yang baik kamu bisa melakukannya. Selamat ya, kamu berhak mendapatkan kesempatan, ikut ke Australia. Borno dan Aan menetap disini. Kesempatan mereka menyusul segera,” jelas Riko memberikan satu amplop yang berisi tiket pesawat menuju Australia.

Sirius terkejut bukan main, apakah ini nyata?

“Pak ini beneran buat saya?” tanya  Sirius tidak percaya.

“Yang ini beneran kok, saya serius kasih kamu kesempatan,” ucap Riko.

“Kesempatan Us buat lo ketemu ibu lo, lo udah bantu banyak hal untuk kedai ini berkembang,” timpal Borno.

Sirius tak kuasa menahan tangisnya, ia tak menyangkan harapan dan doanya dijawab melalui orang terdekatnya. Ia bersyukur sekali, waktunya tepat. Bukan waktu miliknya, tetapi waktu Tuhan menjawab doa dan harapannya diluar nalarnya sungguh membuat ia terkagum betapa baiknya Tuhan memiliki cara yang terbaik dalam hidupnya. Borno, Aan serta Riko menghamburkan pelukan untuk Sirius. Pelukan persahabatan dan kasih seperti seorang saudara yang baik didapatkannya.

“Makasih untuk kesempatan ini, saya tidak tau bagaimana caranya membalas,” ucap Sirius dengan sesenggukan karena menangis.

 

Terkadang, manusia lain dikirimkan dalam setiap sisi lingkaran kehidupan kita. Untuk menjadi perantara kebaikan Tuhan dalam hidup kita.

Tiba pada saatnya, keberangkatan Sirius dengan Riko menuju Australia. Crista,Ibunya, Borno, dan juga Aan ikut mengantarnya menuju bandara Soekarno Hatta.

“Rius, jaga diri kamu baik-baik ya nak. Ibu yakin kamu akan ketemu dengan mamamu disana. Ini bekal buatmu ya. Ibu dan Tata doain kamu dari sini,” ucap ibu Crista seraya memberikan satu kotak makanan yang sudah dibungkus oleh kain tebal.



 #CeritaDiFebruariKe22